Wednesday, November 10, 2010

Ayahnda Tercinta

           Terkadang, bagi seorang anak yang beranjak dan sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya. Tentunya, akan Akan sering merasa kangen sekali dengan ibunya.. Lalu bagaimana dengan Ayah?..
            Mungkin karena Ibu lebih sering menelepon untuk menanyakan keadaanmu setiap hari, tapi tahukah kamu, jika ternyata Ayah-lah yang mengingatkan Ibu untuk menelponmu? Mungkin dulu sewaktu Kita kecil, Ibu-lah yang lebih sering mengajakmu bercerita atau berdongeng, membuatkan air sebelum Kita, tapi pernahkah kita mengatahui bahwa sepulang Ayah bekerja dan dengan wajah yang menggambarkan kelelahan atas kerja dan tanggung jawabnya sebagai Kepala Rumah tangga..Ayah selalu menanyakan pada Ibu tentang kabar dan apa yang Kita lakukan seharian?
            Pada saat diri ini masih seorang anak kecil..Ayah biasanya mengajari anaknya naik sepeda. Dan setelah Beliau mengganggapmu bisa, Ayah akan melepaskan roda bantu di sepedamu. Kemudian Ibu berkata: “Jangan dulu Yah, jangan dilepas dulu roda bantunya” ,Ibu takut anaknya terjatuh dan lalu terluka.

Tapi sadarkah Kita?
        Bahwa Ayah dengan yakin akan membiarkan, menatap, dan menjaga Kita mengayuh sepeda dengan seksama karena Beliau tahu anaknya PASTI MAMPU & PASTI BISA.
       
        Pada saat kamu menangis merengek meminta mainan yang baru, Ibu menatapmu dengan iba..Tetapi Ayah akan mengatakan dengan tegas : “Boleh, kita beli nanti, tapi tidak sekarang”. Tahukah kamu, Ayah melakukan itu karena Beliau tidak ingin kamu menjadi anak yang manja dengan semua tuntutan yang selalu dapat dipenuhi?

Saat kamu sakit flu, Ayah yang terlalu khawatir sampai terkadang sedikit membentak dengan berkata : “Sudah di bilang! kamu jangan minum air dingin!”. Berbeda dengan Ibu yang memperhatikan dan menasihatimu dengan lembut. Ketahuilah, saat itu Ayah benar-benar mengkhawatirkan keadaanmu.

Ketika kamu sudah beranjak remaja..
       Kamu mulai menuntut kepada Ayah untuk dapat izin keluar malam, dan Ayah bersikap tegas dan mengatakan: “Tidak boleh!”. Tahukah kamu, bahwa Ayah melakukan itu untuk menjagamu?..
        Karena bagi Ayah, kamu adalah sesuatu yang sangat-sangat luar biasa berharga. Setelah itu kamu marah pada Ayah, Ibu datang membujukmu agar tidak marah. Tahukah kamu, bahwa saat itu Ayah memejamkan matanya dan menahan gejolak dalam bathinnya.
Bahwa Ayah sangat ingin mengikuti keinginanmu, Tapi lagi-lagi dia HARUS menjagamu..

        Saat kamu mulai lebih dipercaya, dan Ayah melonggarkan sedikit peraturan untuk keluar rumah untukmu, kamu akan memaksa untuk melanggar jam malamnya. Maka yang dilakukan Ayah adalah duduk di ruang tamu, dan menunggumu pulang dengan hati yang sangat khawatir. Dan setelah perasaan khawatir itu berlarut-larut. Ketika melihat anaknya pulang hingga larut malam hati Ayah akan mengeras dan Ayah memarahimu.

          Sadarkah kamu, bahwa ini karena hal yang sangat ditakuti Ayah akan segera menghampiri? “Bahwa anak kecilnya akan segera pergi meninggalkan Ayah” Setelah lulus SMA, Ayah akan sedikit memaksamu untuk menjadi seorang Yang terbaik. Ketahuilah, bahwa seluruh paksaan yang dilakukan Ayah itu semata-mata hanya karena memikirkan masa depanmu nanti.
Tapi toh Ayah tetap tersenyum dan mendukungmu atas pilihan anak-anaknya.

         Ketika Kamu beranjak dewasa..Dan kamu harus pergi kuliah dikota lain. Ayah harus melepasmu di stasiun, pelabuhan ataupun bandara.. Tahukah kamu bahwa Tubuh Ayah terasa kaku untuk memelukmu?
Ayah hanya tersenyum sambil memberi nasehat ini-itu dan lain sebagainya, dan menyuruhmu untuk berhati-hati. .

Padahal Ayah ingin sekali menangis seperti Ibu dan memelukmu erat-erat..
Yang Ayah lakukan hanya menghapus sedikit air mata di sudut matanya, dan menepuk pundakmu berkata “Jaga dirimu baik-baik ya sayang”.. Ayah melakukan itu semua agar kamu KUAT..kuat untuk pergi dan menjadi dewasa..

        Disaat kamu butuh uang untuk membiayai uang semester dan kehidupanmu, orang pertama yang mengerutkan kening adalah Ayah. Beliau pasti berusaha keras mencari jalan agar anaknya bisa merasa sama dengan teman-temannya yang lain. Ketika permintaanmu bukan lagi sekedar meminta mainan, dan Ayah tahu ia tidak bisa memberikan yang kamu inginkan..

         Kata-kata yang keluar dari mulut Ayah adalah : “Tidak..Tidak bisa!” Padahal dalam bathin Ayah, Beliau sangat ingin mengatakan “Iya sayang, nanti Ayah belikan untukmu”. Tahukah kamu bahwa pada saat itu Ayah merasa gagal membuat anaknya tersenyum?

Saatnya kamu diwisuda dan akan diwisuda sebagai seorang sarjana..
Ayah adalah orang pertama yang berdiri dan memberi tepuk tangan untukmu.. Ayah akan tersenyum dengan bangga dan puas melihat “anak-anaknya tidak manja, berhasil tumbuh dewasa, dan telah menjadi seseorang”

Dan akhirnya..

            Saat Ayah melihatmu duduk di Panggung Pelaminan nanti bersama seseorang perempuan yang dianggapnya pantas mendampinginya, Ayah pun tersenyum bahagia.. Apakah kamu mengetahui, di hari yang bahagia itu Ayah pergi kebelakang tirai atau panggung sebentar, dan menangis? Ayah menangis karena Beliau sangat berbahagia, kemudian Ayah berdo'a.. Dalam lirih do'anya kepada Allah SWT, Ayah berkata: “Ya Tuhan tugasku telah selesai dengan baik..Lindungilah anak-anakku..
Anak kecilku yang lucu dan kucintai telah menjadi manusia dewasa..
Bahagiakanlah ia bersama orang-orang Yang dicintainya …”

            Setelah itu, kemudian nantinya Ayah hanya bisa menunggu kedatanganmu bersama cucu-cucunya yang sesekali datang untuk menjenguk.. Dengan rambut yang telah dan semakin memutih sebagai alamat.. Dan badan serta lengan yang tak lagi kuat untuk menjagamu dari bahaya..
Ayah telah menyelesaikan tugasnya..

Ayah Kita..
Adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat..
Bahkan ketika Beliau tidak kuat untuk tidak menangis..
Beliau harus terlihat tegas bahkan saat Ia ingin memanjakanmu..
Dan Beliau adalah orang pertama yang selalu yakin bahwa “KAMU BISA” dalam segala hal..

         Saudaraku, banyak hal yang mungkin tidak bisa dikatakan Ayah..akan tetapi, setidaknya kini kita mengerti apa yang tersembunyi dibalik Hati dan Pikirannya Yang Begitu Mulia..

RENUNGKANLAH & JANGAN PERNAH SIA-SIAKAN KETULUSAN KASIH SAYANGNYA..
Special to:
I Love U So Much Coz Of Allah Ayahku Tercinta (H. ASIKIN ABBAS)

2 comments: